KEMUNDURAN DEMOKRASI TATA KELOLA SDA: PENGUATAN OLIGARKI DAN PELEMAHAN PARTISIPASI CIVIL SOCIETY

Dini Suryani, Fathimah Fildzah Izzati, Imam Syafi'i, Pandu Yuhsina Adaba, Septi Satriani

Abstract

Proses demokratisasi berbanding lurus dengan partisipasi civil society. Sementara itu, penguatan oligarki berbanding lurus dengan pelemahan civil society. Selama ini sudah terdapat beberapa kajian mengenai kemunduran demokrasi berkaitan dengan partisipasi civil society di bidang kepemiluan maupun perumusan kebijakan publik. Kajian ini melengkapi kajian-kajian tersebut dengan sudut pandang tata kelola Sumber Daya Alam (SDA). Bahwa, penguatan oligarki menyempitkan ruang keterlibatan civil society dalam tata kelola SDA menyebabkan kebijakan tata kelola SDA justru meningkatkan potensi kerusakan lingkungan lebih dalam. Selain itu, represi terhadap civil society yang memperjuangkan tata kelola SDA yang berkelanjutan banyak mengalami ancaman kekerasan dan kriminalisasi. Tulisan ini hendak menginvestigasi menurunnya kualitas demokrasi dalam tata kelola SDA di Indonesia dengan menganalisis hubungan antara menguatnya politik oligarki terhadap menyempitnya ruang demokrasi bagi civil society. 

 

Kata kunci: Demokrasi Tata Kelola SDA, Oligarki, Civil Society, Lingkungan

 

Keywords

Demokrasi Tata Kelola SDA, Oligarki, Civil Society, Lingkungan

Full Text:

PDF

References

Adaba, P., et al(eds.) (2021). Potret Kapasitas Pemda dalam Pengelolaan SDA: Penyusunan Model dan Uji Coba Instrumen Indeks di Kab. Klungkung, Kab. Banyuwangi, dan Kab. Boalemo. Kanisius.

Alagappa, M. (2004). Civil Society and Political Change: An Analytical Framework. Dalam M. Alagappa (Ed.), Civil Society and Political Change in Asia: Expanding and Contracting Democratic Space (hlm. 25-57). Stanford University Press.

Amindoni, A. (12 Desember 2017), ‘Merugikan negara,’ ribuan izin tambang di Indonesia akan diblokir,” https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42308353.

Aspinall, E. & Berenschot, W. (2019). Democracy for Sale: Pemilu, Klientelisme, dan Negara di Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia & KITLV-Leiden.

Azra, A. (2003). 'Civil Society' dan Demokratisasi di Indonesia: Transisi Selama dan Setelah Presiden Abdurrahman Wahid. Dalam Burhanuddin (Ed.), Mencari Akar Kultural Civil Society di Indonesia (hlm. 57-75). INCIS.

Bachriadi, Dianto (eds). (2012). Dari Lokal ke Nasional Kembali Ke Lokal: Perjuangan Hak Atas Tanah di Indonesia.ARC Books.

Beittinger-Lee, V. (2010). (Un)Civil Society and Political Change in Indonesia: A Contested Arena. Routledge.

BNPB, “Informasi Grafis Bencana 2019”, https://bnpb.go.id/infografis/kejadian-bencana-tahun-2019, diakses pada 24 Juni 2021.

Borras, S. M., & Franco, J. C. (2008). Democratic Land Governance and Some Policy Recommendations. United Nations Development Program.

Brysk, A. (2000). Democratising Civil Society in Latin America. Journal of Democracy, 11(3), 151-165.

Cahyono, E., et al.(2020). Resolusi Konflik Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam: Lintasan Gagasan, Praktik, dan Bentang Masalah, Jurnal Antikorupsi Integritas, 5 (2-2), 75-92.

CIFOR. (1997). Laju dan Penyebab Deforestasi di Indonesia: Penelaahan Kerancuan dan Penyelesaiannya. OCCASIONAL PAPER,9 (I).

Colchestester, M. et.al.. (2006). Promised Land: Palm Oil and Land Acquisition in Indonesia-Implications for local communities and indigenous peoples. Forest People Programe dan Perkumpulan Sawit Watch .

Daton, Z (2020). “Puluhan Rumah Dua Desa di Kutai Kartanegara Terendam Banjir, https://regional.kompas.com/read/2020/11/03/12541551/puluhan-rumah-dua-desa-di-kutai-kartanegara-terendam-banjir.

Dhakidae, D. (1999). Masyarakat Madani dalam Era Transisi di Indonesia. Dalam M. D. Ridwan & A. Gunawan (Eds.), Demokratisasi Kekuasaan: Wacana Ekonomi dan Moral untuk Membangun Indonesia Baru (hlm. 205-214). Lembaga Studi Agama dan Filsafat.

Diamond, L. (1999). Developing Democracy Toward Consolidation. John Hopkins University Press.

ELSAM. (2020). Menatap Tahun-tahun Penuh Marabahaya: Laporan Situasi Pembela HAM atas Lingkungan Tahun 2019. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat.

Firmansyah, A. T., et al.. (2020). Hilangnya sendi demokrasi dan otonomi daerah melalui korpotokrasi RUU Omnibus Law. Widya Yuridika: Jurnal Hukum, 3(2), 132-140.

Ford, M., & Pepinsky, T. (2014). Introduction: Beyond Oligarchy?. Dalam M. Ford & T. Pepinsky (Eds.), Beyond Oligarchy: Wealth, Power and Contemporary Indonesian Politics (hlm. 1-10). Cornell University.

FRI. (2020). Kertas Posisi Fraksi Rakyat Indonesia: 12 Alasan Menolak Omnibus Law RUU Cilaka (#Cilaka12). https://igj.or.id/wp-content/uploads/2020/01/12-ALASAN-MENOLAK-OMNIBUS-LAW-RUU-CILAKA.pdf, diakses pada 28 Juni 2021.

FWI. (2014). Potret Keadaan Hutan Indonesia Tahun 2009-2013. Forest Watch Indonesia.

FWI. (2018). Deforestasi Tanpa Henti: Potret Deforestasi di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Maluku Utara. Forest Watch Indonesia.

Gellert, P.K (2005) Oligarchy in the Timber Markets of Indonesia: From Apkindo to IBRA to the Future of the Forests. Dalam B. Resosudarmo (ed.), The Politics and Economics of Indonesia’s Natural Resources, (hlm. 145-161).

Hadiz, V. (2003). ‘Reorganizing Political Power in Indonesia: A Reconsideration of so-called ‘Democratic Transitions’. The Pacific Review 16 (4), 591-611.

Hadiz, V. (2013). ‘The Rise of Capital and the Necessity of Political Economy’. Journal of Contemporary Asia 43 (2), 208-225.

Haynes, J. (1997). Democracy and Civil Society in the Third World: Politics and New Political Movement.Polity Press.

Hidayat, H. (2011). Politik Lingkungan: Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan Reformasi. Yayasan Pustaka Obor.

Hikam, M. A. S. (1999). Politik Kewarganegaraan: Landasan Demokratisasi Indonesia. Erlangga.

ICEL (6 Oktober 2020), “Berbagai Problematika dalam UU Cipta Kerja Sektor Lingkungan dan Sumber Daya Alam: Seri Analisis Indonesian Center for Environmental Law,” https://icel.or.id/wp-content/uploads/ICEL-SERI-ANALISIS-UU-CIPTA-KERJA-SEKTOR-LH-DAN-SDA-compressed.pdf, diakses pada 25 Juni 2021.

ICW (2020), “Pengesahan UU Cipta Kerja: Rentetan Upaya Oligarki Membajak Kebijakan Publik: Catatan Indonesia Corruption Watch 2020,” https://antikorupsi.org/sites/default/files/dokumen/Catatan%20ICW_UU%20Cipta%20Kerja_pdf.pdf, diakses pada pada 23 Juni 2021.

ILO. (2003). Konvensi ILO No 169 Tahun 1989 mengenai Masyarakat Hukum Adat. https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_141867.pdf, diakses pada Juni 2021.

Jatam. (2020). 2020 Adalah Tahun Panen Ijon Politik Tambang, Kriminalisasi hingga Berujung Bencana, https://www.jatam.org/2020-adalah-tahun-panen-ijon-politik-tambang-kriminalisasi-hingga-berujung-bencana, diakses pada 25 Juni 2021.

Jong, H. (2017), “Queen of Coal named corruption suspect in Indonesia”, https://news.mongabay.com/2017/10/queen-of-coal-named-corruption-suspect-in-indonesia/, diakses pada 23 Juni 2021.

Kementerian Pertanian. (2019). Statistik Pertanian 2019. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

KPA. (2020). Catatan Akhir Tahun 2020 Konsorsium Pembaruan Agraria: Pandemi Covid-19 dan Perampasan Tanah Berskala Besar. Konsorsium Pembaruan Agraria.

KPK RI. (2019). “Nota Sintesis : Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam 2018”, https://www.kpk.go.id/images/pdf/LITBANG/Nota-Sintesis-Evaluasi-GNPSDA-KPK-2018-Final.pdf, diakses pada 12 Agustus 2021.

Madjid, N. (2001). Kebebasan dan Supremasi Hukum, Dua Asas Masyarakat Madani. Dalam S. Sularto (Ed.), Masyarakat Warga dan Pergulatan Demokrasi (hlm. 43-54). Penerbit Buku Kompas.

Magdoff, F & Foster, JB (2018), Lingkungan Hidup dan Kapitalisme, Sebuah Pengantar Marjin Kiri.

Syahni, D., (14 Januari 2020), ‘Jatam: Batubara masih jadi lokomotif, Oligarki terus bayangi sektor tambang,’ https://www.mongabay.co.id/2020/01/14/batubara-masih-jadi-lokomotif-oligarki-terus-bayangi-sektor-tambang/, diakses pada 25 Juni 2021.

Nurdin, I. (9 November 2020). Demokrasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (Dokumen Presentasi pada FGD “Peran Masyarakat Sipil dalam Pemberdayaan Masyarakat Menuju Demokrasi Substansial” yang dilaksanakan oleh Tim Kajian Masyarakat Sipil Pusat Penelitian Politik LIPI, tidak diterbitkan).

Nurdin, M. (2018). Akar Konflik Pertanahan di Indonesia. Jurnal Hukum Positum, 2(3), 126-141.

Overland, Indra (2018). Public Brainpower: Civil Society and Natural Resource Management.Palgrave Macmillan.

Permana, Y (2020). Pendekatan Ekonomi-Politik dan Mitigasi Bencana Asap di Masa Pandemi, https://www.mongabay.co.id/2020/05/28/pendekatan-ekonomi-politik-dan-mitigasi-bencana-asap-di-masa-pandemi/, diakses pada 23 Juni 2021.

Permana, Y. (2016). Mungkinkah Demokratisasi Sumber Daya Alam?, http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-1/politik-lokal/1082-mungkinkah-demokratisasi-pengelolaan-sumber-daya-alam, diakses pada 25 Juni 2021.

Prasetyo, H., & Munhanif, A. (2002). Islam and Civil Society: Pandangan Muslim Indonesia. Gramedia Pustaka Utama and PPIM-IAIN.

Rachman, N. F. (2013). Rantai Penjelas Konflik-konflik Agraria yang Kronis, Sistemik dan Meluas di Indonesia. Bhumi, 12(37), 1-14.

Rahmawati, D (2015), Demokrasi Dalam Genggaman Para Pemburu Rente (Studi Kasus Asahan Sumatera Utara), Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, Vol 1, (2). https://doi.org/10.14710/jiip.v1i2.1623

Rahmi, E. & Mushawirya, R, & Nuriyatman, E. (2021) Prospektif Omnibus Law Bidang Sumber Daya Alam, Bina Hukum Lingkungan I5(2),. 304-318.

Rasyid, M. R. (1997). Perkembangan Pemikiran tentang Masyarakat Kewargaan: Tinjauan Teoretik. Jurnal Ilmu Politik, 17, 3-11.

Robison, R., & Hadiz, V. (2004). Reorganising Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in An Age of Markets. Routledge.

Robison, R., & Hadiz, V. (2014). The Political Economy of Oligarchy and the Reorganisation of Power in Indonesia. Dalam M. Ford & T. Pepinsky (Eds.), Beyond Oligarchy: Wealth, Power and Contemporary Indonesian Politics (hlm. 35-56). Cornell University.

Safitri, H (2014). Debottlenecking dalam Kebijakan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan dan Ekonomi Indonesia.ARC Books.

Saito, K. (2017). Capital, Nature, and the Unfinished Critique of Political Economy: Karl Marx’s Ecosocialism.Monthly Review Press.

Samsuddin, H & Gunawan, C.I & Sasmito, C. (2019), Membongkar Relasi Kekuasaan Oligarki di Kota Batu: Studi Kasus Penyalahgunaan Kekuasaan dalam Pemberian Keringanan Pajak dan Korupsi Kebijakan PT BWR, Jurnal Ilmu Administrasi,XVI Vol. 16 (2). DOI: https://doi.org/10.31113/jia.v16i2.511

Satriani, S (2021). Bencana: Bukan Sekedar Fenomena Alam. Nawala Lestari: Memperkuat Peran Civil Society dalam Tata Kelola Sumber Daya Alam 1 (1), 2.

Subagiyo, H. (ed.), (2014). Anotasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.Indonesia Center for Enviromental Law/ICEL.

Sujatmiko, I. G. (2003). Wacana 'Civil Society' di Indonesia. Dalam Burhanuddin (Ed.). Mencari Akar Kultural Civil Society di Indonesia (hlm. 40-56). INCIS.

Sumardjono, M. (22 Februari 2020). RUU Cipta Kerja dan Pertanahan. Kompas.

Suryani, Dini (2016). Structural Violation of Indigenous Human Rights in Indonesia: A Case Study of Merauke Integrated Food and Energy Estate (Mifee) in Papua, Jurnal Masyarakat dan Budaya, 18 (1), hlm. 97-108.

Tadjoeddin, M. Z. (2007). A Future Resource Curse in Indonesia: The Political Economy of Natural Resources, Conflict and Development. Oxford: Crise Working Paper No. 35.

The Economist. (2016). The Crony Capitalism Index, https://infographics.economist.com/2016/Cronyism_index/.

Tirto.id. (7 Oktober 2020). Protes Omnibus Diabaikan: Hilangnya Gugatan Izin Lingkungan ke PTUN. https://tirto.id/protes-omnibus-diabaikan-hilangnya-gugatan-izin-lingkungan-ke-ptun-f5El, diakses pada 23 Juni 2021.

Tusalem, R. (2007). A Boon or a Bane? The Role of Civil Society in Third- and Fourth-Wave Democracies. International Political Science Review, 28(3), 361-386.

Uhlin, A. (1993). Indonesian and 'The Third Wave of Democratisation': The indonesian Prodemocracy Movement in a Changing World. St. Martin's Press.

UN. (2018). United Nations Declaration on The Rights of Indigenous Peoples. Retrieved June 2021, https://www.un.org/development/desa/indigenouspeoples/wp-content/uploads/sites/19/2018/11/UNDRIP_E_web.pdf, diakses pada 25 Juni 2021.

Utomo, L. (2020). Kearifan Lokal Masyarakat Hukum Adat Kendeng dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan Hidup di Tengah Pandemi Covid 19. Dalam Hermansyah (Ed.), Bunga Rampai Asosiasi Pengajar Hukum Adat (APHA): Peranan Masyarakat Hukum Adat Dalam Menjaga Keseimbangan Alam Ditengah Pandemi Covid 19 (hlm. 29-58). Penerbit LSHI.

Valenzuela, A. (2004). Latin American Presidencies Interrupted. Journal of Democracy, 15(4), 5-19.

WALHI. (2018). “Masa Depan Keadalian Ekologis di Tahun Politik”. Dokumen Peluncuran Tinjauan Lingkungan Hidup 2018. WALHI.

Winters, J. (2011). Oligarchy.Cambridge University Press.

Winters, J. (2013), Oligarchy and Democracy in Indonesia, Indonesia, 96, Special Issue: Wealth, Power, and Contemporary Indonesian Politics (October 2013), . 11-33.

Winters, J. (2014). Oligarchy and Democracy in Indonesia. Dalam M. Ford & T. Pepinsky (Eds.), Beyond Oligarchy: Wealth, Power and Contemporary Indonesian Politics (hlm. 11-33). Cornell University Press.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.