PENGUATAN KONEKTIVITAS LINTAS BATAS DALAM KERJA SAMA EKONOMI SUBREGIONAL

Indriana Kartini, Awani Irewati, Agus R Rahman, Tri Nuke Pudjiastuti, CPF. Luhulima, Rosita Dewi, Sandy Nur Ikfal Raharjo, Hayati Nufus

Abstract

Konektivitas yang dibangun negara, baik dalam lingkup bilateral, regional, maupun global berkelindan satu sama lain. Misalnya, kerja sama subregional berbasis konektivitas lintas batas yang tengah dibangun dalam kerangka IMT-GT, BIMP-EAGA, dan TIA-GT akan mendorong dan menguatkan sebuah kerja sama regional, seperti ASEAN Community, sesuai dengan Master Plan on ASEAN Connectivity. Studi ini difokuskan pada tiga hal, yakni  pertama, capaian dan tantangan pembangunan konektivitas lintas batas (fisik, kelembagaan, dan antarmasyarakat) melalui kerja sama ekonomi subregional; kedua, strategi penguatan konektivitas antarwilayah pertumbuhan subregional untuk mendukung konektivitas ASEAN; ketiga, strategi pemanfaatan konektivitas ASEAN berbasis kerja sama ekonomi subregional bagi Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian kualitiatif yang bersifat eksploratif analitis, studi ini menemukan bahwa keterlibatan Indonesia dalam beberapa kerja sama ekonomi subregional membawa dampak positif bagi Indonesia, baik secara ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan keamanan. Namun, capaian dari beberapa kerja sama subregional ini lebih terlihat di kawasan Indonesia bagian barat dan tengah dibandingkan bagian timur. Tantangan ini yang harus dapat diselesaikan oleh pemerintah Indonesia untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan kerja sama subregional di semua kawasan di Indonesia dengan mendorong peran aktif pemerintah-pemerintah daerah untuk terlibat dalam kerja sama subregional yang melibatkan daerahnya.

 

Kata kunci: konektivitas, lintas batas, subregional, IMT-GT, BIMP-EAGA, TIA-GT

Keywords

konektivitas, lintas batas, subregional, IMT-GT, BIMP-EAGA, TIA-GT

Full Text:

PDF

References

ADB. Toward a New Pacific Regionalism. Mandaluyong City, Philippines: ADB, 2005.

ADB. “IMT-GT Vision 2036â€. 2017. https://www.adb.org/sites/default/files/related/72271/imt-gt-vision-2036.pdf, diakses pada 5 Oktober 2019.

ADB. “IMT-GT Implementation Blueprint 2017-2021â€. 2017. https://www.adb.org/sites/default/files/related/41543/imt-gt-implementation-blueprint-2017-2021.pdf diakses pada 5 Oktober 2019.

Al Syahrin, M. N. “Kebijakan Poros Maritim Jokowi dan Sinergitas Strategi Ekonomi dan Keamanan laut Indonesiaâ€, Indonesian Perspective 3, No.1 (2018): 1–17.

Alisjahbana, Armida S. “Arah Kebijakan dan Strategi Percepatan Pengembangan Kawasan Timur Indonesiaâ€. Disampaikan sebagai pengarahan dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada Rapat Koordinasi Bank Indonesia – Pemerintah Pusat dan Daerah, Manado, 11 Agustus 2014.

ASEAN. “Master Plan on ASEAN Connectivity 2010â€. http://www.asean.org/images/2012/publications/Master%20Plan%20on%20ASEAN%20Connectivity.pdf, diakses pada 3 Maret 2015.

ASEAN. Master Plan on ASEAN Connectivity 2025. Jakarta: Sekretariat ASEAN, 2016.

Aufiya, Mohd. Agoes. “Indonesia’s Global Maritime Fulcrum: Contribution in the Indo-Pacific Regionâ€. Andalas Journal of International Studies 6, no. 2 (November 2017): 143–159.

BIMP-EAGA. 2017. BIMP-EAGA Vision 2025. Diadopsi di Manila, 29 April 2017.

Dent, Christopher M., dan Peter Richer. “Subregioinal Cooperation and Development Regioinalism: The Case of BIMP-EAGAâ€. Contemporary Southeast Asia 33, no. 1 (2011): 29–55.

Fenger, Menno dan Victor Bekkers. “Creating Connective Capacities in Public Governance: Challenges and Contributionsâ€. Dalam H.J.M. Fenger dan V. J. J. M. Bekkers. Eds. Beyond Fragmentation and Interconnectivity. Amsterdam: IOS Press, 2012.

Gochhayat, Artatrana. “Regionalism and Sub-regionalism: A Theoretical Framework with Special Reference to Indiaâ€, African Journal of Political Science and International Relations 8, No.1 (2014): 10–26.

Guo, Rongxing. Cross-border resource management: Theory and Practice. Amsterdam: Elsevier, 2005.

Government of Australia. “Australia-Indonesia Ministerial Forum and Australia-Indonesia Development Area Ministerial Meeting–Joint Ministerial Statementâ€, Canberra, 18 Maret 2005. https://reliefweb.int/report/indonesia/australia-indonesia-ministerial-forum-and-australia-indonesia-development-area, diakses pada 20 Desember 2019.

Irewati, Awani (Ed). Dinamika Subregionalisme di Asia Tenggara: Greater Mekong Subregion. Jakarta: LIPI Press, 2018.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.01/2007 tanggal 01 Maret 2007 tentang Tata Laksana Impor Barang dari Northern Territory Australia ke Daerah Pabean Indonesia Selain Pulau Jawa dan Sumatera.

Lampiran I Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia: Dokumen Nasional Kebijakan Kelautan Indonesia.

Lampiran II Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia: Rencana Aksi Nasional Kebijakan Kelautan Indonesia 2016–2019.

Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025.

Raharjo, Sandy N.I. Awani Irewati, Agus R. Rahman, CPF. Luhulima, Tri Nuke Pudjiastuti, Indriana Kartini. Enhancing BIMP-EAGA Economic Corridors to Support ASEAN Connectivity: Evaluation and Recommendation (Policy Brief). Jakarta: P2P LIPI, 2017.

Raharjo, Sandy N.I. “Managing Border Conflict through Cross-Border Cooperation: A Study at the Indonesia-Timor Leste Borderâ€, Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities 6, no. 1 (2016): 71–79.

Raharjo, Sandy N.I. “Peran Kerja Sama IMT-GT dalam Pembangunan Konektivitas ASEANâ€, Jurnal Penelitian Poitik 14, no. 1 (2017): 71–85.

Widodo, Joko. “Indonesia sebagai Poros Maritim Duniaâ€. 13 November 2015. http://presidenri.go.id/berita-aktual/indonesia-sebagai-poros-maritim-dunia.html, diakses pada 10 September 2018.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.