THE EU AND PEACE BUILDING IN ACEH-INDONESIA: A Lesson-L earned for Strengthening Security Policy in Civilian Mission Approach

Chairul Fahmi

Abstract

Sejak Common Foreign and Security Policy (CSFP) dikeluarkan pada 1993, bersamaan dengan ditanda
tanganinya Perjanjian Maastrich, CFSP telah menjadi bagian penting bagi hubungan eksternal dan skema tatanan
dunia yang diacu oleh Uni Eropa (UE). Namun, CFSP juga mendapatkan tantangan dari model tradisional seperti
konsep keamanan dari NATO yang juga menjadi acuan dalam kebijakan keamanan negara-negara UE. Kajian ini
bermaksud mendalami penerapan hubungan luar negeri UE melalui skema CFSP yang merupakan bagian penting
bagi integrasi UE dalam peranannya sebagai aktor global dan kawasan. Artikel ini bertujuan menganalisis mengenai
latar belakang dan bagaimana pengembangan CFSP serta peranan UE di dunia, khususnya dalam perdamaian di
Aceh. Untuk itu, ulasan dalam artikel ini akan mengupas sejarah perkembangan CFSP, latar belakang konflik Aceh,
dan instrumen yang digunakan CFSP dalam misi UE di Aceh. Data yang digunakan dalam tulisan ini bersumber
dari dokumen dan pernyataan yang diungkapkan oleh pejabat UE. Kesimpulan yang dapat diambil ialah, peranan
UE dalam perdamaian di Aceh dapat menjadi model pendekatan sipil dalam menangani proses perdamaian pada
konflik sub-nasional di kawasan.
Kata kunci: Uni Eropa, peace building, Aceh

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.